Kompak.id, Samarinda – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pekan lalu menyisakan luka. Banjir melumpuhkan sejumlah kawasan, dan longsor di Kelurahan Lempake menelan korban jiwa. Peristiwa ini jadi pengingat bahwa Kota Tepian belum sepenuhnya siap menghadapi cuaca ekstrem.
Melihat kondisi tersebut, Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Andriansyah, angkat suara. Ia menilai, pemerintah perlu mengubah cara kerja dalam menghadapi bencana.
“Kita terlalu sering bertindak setelah kejadian. Padahal, lubang jalan, sistem drainase, hingga lereng rawan longsor bisa diantisipasi sejak awal,” ujarnya tegas, Kamis (22/5/2025).
Menurutnya, penanganan bencana tak bisa lagi mengandalkan pola reaktif. Pemerintah harus mulai menyusun strategi jangka panjang, berbasis mitigasi risiko.
“Kita butuh perencanaan yang lebih serius, bukan sekadar tambal sulam,” tambahnya.
Ia turut menyorot proyek Terowongan Samarinda. Area inlet proyek strategis ini ikut terdampak longsor, memicu kekhawatiran warga. Namun Andriansyah mengingatkan, jangan sampai insiden ini dijadikan bahan spekulasi.
“Jangan sampai masyarakat takut menggunakan terowongan hanya karena informasi simpang siur. Ini proyek besar yang harus dijaga bersama,” katanya.
Ia mendorong Pemerintah Kota untuk bersikap terbuka dan memberi jaminan teknis agar masyarakat tidak waswas.
“Transparansi dan perbaikan nyata di lapangan adalah kunci. Kita harus yakinkan publik dengan bukti, bukan janji,” tutupnya.