Kompak.id, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur terus melakukan berbagai upaya guna menjadikan olahraga sebagai bagian dari budaya masyarakat di wilayah tersebut. Salah satu langkah penting yang ditempuh adalah peluncuran program Indeks Pembangunan Olahraga (IPO), sebuah alat ukur yang dirancang untuk menilai dan memperkuat kesadaran serta partisipasi publik dalam dunia olahraga.
Kepala Seksi Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga Dispora Kaltim, Suriani menjelaskan, IPO terdiri dari sembilan dimensi yang sangat berperan dalam pengembangan olahraga di Kalimantan Timur.
“Setiap dimensi ini menjadi fokus kami agar pembangunan olahraga dapat berjalan secara komprehensif dan berkelanjutan,” ujarnya, jumat (23/5/2025).
Sebagai tahap awal, lima kabupaten dan kota dipilih sebagai wilayah uji coba program IPO. Wilayah tersebut adalah Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Timur, dan Kutai Barat. Menurut Suriani, hasil pengukuran di wilayah uji coba ini nantinya akan menjadi dasar untuk memperluas program ke kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan Timur.
Selain IPO, Dispora juga menggelar berbagai kompetisi olahraga secara rutin setiap tahun dengan cabang olahraga yang berganti-ganti untuk menjaga variasi dan minat masyarakat. Pada tahun lalu, kompetisi cabang panjat tebing dan sepatu roda sukses digelar, sementara tahun ini fokus diberikan pada cabang pencak silat dan karate. Rencana ke depan, cabang judo akan menjadi bagian dari kompetisi yang diadakan tahun berikutnya.
“Kami mencatat adanya antusiasme besar dari masyarakat maupun pelajar yang ingin olahraga menjadi bagian dari gaya hidup mereka,” paparnya.
Minat masyarakat terhadap kegiatan olahraga tersebut terlihat cukup tinggi. Hal ini terlihat dari permintaan masyarakat yang menginginkan adanya pergantian cabang olahraga setiap tahun agar semua cabang dapat dijelajahi dan diikuti oleh berbagai kalangan.
Namun, Suriani mengakui, terdapat kendala terkait informasi yang terlambat, khususnya pada cabang pencak silat, sehingga banyak pelajar yang tidak dapat berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.
“Melalui kompetisi dan program IPO ini, budaya olahraga diharapkan dapat semakin mengakar dalam masyarakat,Kami juga berharap tingkat partisipasi dan kesadaran akan pentingnya olahraga dapat terus meningkat,” tegas Suriani.
Menurut Suriani, kompetisi tidak hanya berfungsi sebagai ajang unjuk kemampuan, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan budaya olahraga yang kuat.
“Kami berupaya mengintegrasikan olahraga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat melalui program-program yang dijalankan ini,” katanya.
Dispora Kaltim juga mewaspadai fakta bahwa berdasarkan survei, minat masyarakat dalam berolahraga masih berada di bawah 50 persen. Angka tersebut dianggap masih rendah untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan aktif. Oleh karena itu, program IPO dan kompetisi tahunan dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan minat serta membangun kesadaran akan pentingnya olahraga.
“Kami optimis bahwa dengan program ini, minat masyarakat terhadap olahraga akan terus meningkat sehingga dapat berdampak positif bagi kesehatan dan kualitas hidup mereka,” pungkas Suriani.