Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL PERPUSDA KALTIM

Pemprov Kaltim Terima Naskah Kuno Kesultanan Gunung Tabur

Proses Ahli Media Naskah Kuno oleh Petugas DPK Kaltim.

Kompak.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim menerima sebanyak 13 naskah kuno dari Kesultanan Gunung Tabur, Berau baru-baru ini.   Penyerahan tersebut langsung diberikan oleh pihak Kesultanan Gunung Tabur, Berau kepada Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Didi Rusdiansyah Anandani yang mewakili Gubernur Kaltim. Penyerahan tersebut juga disaksikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaltim HM Syafranuddin dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim M Kurniawan.

Diddy Rusdiansyah Anandani menjelaskan, penyelamatan naskah kuno adalah upaya Pemprov Kaltim untuk menyelamatkan naskah kuno yang banyak berisi mengenai sejarah, budaya dan adat istiadat Kaltim.   Diddy Rusdiansyah Anandani menjelaskan, naskah kuno menjadi aset penting suatu daerah yang seharusnya benar-benar dijaga dan dilestarikan.
“Kenapa kita selamatkan, karena naskah kuno adalah peninggalan sejarah di masa lampau,” ujarnya ditemui baru-baru ini di Kantor Gubernur Kaltim.
Dikatakannya, dari 13 naskah kuno yang diserahkan oleh pihak Kesultanan Gunung Tabur, Berau kepada Pemprov Kaltim berbentuk tulisan tangan dan usianya sudah lebih dari 50 tahun.
“Aspek dan syaratnya sudah terpenuhi untuk dinyatakan sebagai naskah kuno. Ini menjadi bagian dari sejarah daerah kita. Pak Gubernur juga mendukung kita untuk menyelamatkan naskah kuno yang ada di Kaltim,” ujarnya.
Masih kata mantan Kepala BKD dan Kepala Dinas Diskominfo Kaltim ini,  mayoritas dari 13 naskah kuno tersebut kondisinya rusak dan harus segera dilakukan perbaikan oleh Tim ahli dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.
“Sebenarnya jumlahnya tak terhitung, tapi yang diserahkan ini baru 13 dan itu hanya milik Kesultanan Gunung Tabur saja. Itupun kerusakan kita belum tahu seperti apa beratnya, harus ada pemeriksaan dari Perpusnas. Karena hanya mereka yang bisa melakukan perbaikan,” katanya.
Dia menambahkan, naskah kuno ditulis dalam bentuk manuskrip bahasa Jawi, tulisan Arab dan berbahasa Melayu.
“Tulisannya Arab bahasa Arab, bahasa Jawi tulisan Arab, bahasa Melayu dan tulisan Arab berbahasa lokal. Bercerita mengenai silsilah kerajaan, pembuatan senjata dan catatan sipil,” pungkasnya.

(ADV/DPK KALTIM)

BACA JUGA :  Samri: Kebutuhan Kecil Masyarakat Lebih Penting Daripada Mega Proyek Yang Ada

Related posts