Kompak.id, Samarinda – Di tengah dominasi cabang olahraga populer seperti sepak bola dan bulutangkis, geliat olahraga tradisional di Kalimantan Timur mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan. Meski belum mendapatkan perhatian setara di mata publik, olahraga-olahraga berbasis tradisi ini dinilai memiliki potensi besar dalam aspek sosial dan budaya.
Olahraga tradisional di Kaltim bernaung di bawah Induk Organisasi Olahraga (Inorga), yang merupakan bagian dari Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI). Berbeda dengan cabang olahraga prestasi yang berfokus pada kompetisi dan medali, Inorga mengedepankan nilai-nilai budaya, permainan rakyat, serta aktivitas kebugaran yang berakar dari kehidupan masyarakat.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, AA Bagus Saputra Sugiarta, menyebut olahraga tradisional memiliki kekuatan khas karena lahir dari kearifan lokal.
“Olahraga ini tumbuh dari kearifan budaya. Ia bukan hanya soal gerak, tetapi juga nilai dan sejarah,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).
Bagus berujar, dari 89 jenis inorga yang diakui secara nasional, termasuk panahan tradisional, menyumpit, enggrang, hingga permainan layang-layang, sejumlah cabang kini mulai mendapat perhatian lebih di Kaltim. Tiga yang paling menonjol saat ini adalah panahan tradisional, menyumpit, dan engrang.
“Ketiganya memiliki komunitas yang aktif dan tingkat partisipasi masyarakat yang terus meningkat. Ada dorongan dari masyarakat sendiri untuk menjaga dan mengembangkan warisan ini,” tambah Bagus.
Seiring berkembangnya minat, olahraga tradisional kini tak hanya berfungsi sebagai wahana rekreasi, namun mulai merambah ranah kompetitif. Panahan tradisional, misalnya, telah masuk dalam agenda nasional dan direncanakan tampil dalam ajang internasional seperti Tafisa Asian Games 2026. Kalimantan Timur sendiri akan menjadi tuan rumah dalam ajang tersebut.
Untuk memperkuat ekosistem olahraga tradisional, Dispora Kaltim telah menyiapkan sejumlah strategi pengembangan, mulai dari pembinaan komunitas, pelatihan juri, hingga promosi di tingkat lokal.
“Kami tidak ingin olahraga tradisional sekadar eksis sebagai hiburan sesaat. Ia harus tumbuh sejajar dengan cabang olahraga besar, karena nilai-nilainya jauh lebih dalam dan menyentuh budaya, kebugaran, dan identitas daerah,” tegas Bagus.
Pemerintah daerah berharap, dengan pendekatan yang tepat, olahraga tradisional dapat menjadi bagian integral dari pembangunan karakter masyarakat, sekaligus memperkuat identitas lokal Kalimantan Timur di kancah nasional maupun internasional. (Adv/Ain).