Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL DINAS PENDIDIKAN KALTIM

MAN 2 Samarinda Menggunakan Pola Keagaaman Untuk Cegah Terjadinya Bully

Usman

Kompak.id, Samarinda – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Samarinda antisipasi terjadinya perundungan disekolah dengan berbagai program keagamaan, meskipun kasus perundungan jarang terdengar, MAN 2 tetap menggalakkan beberapa program tersebut untuk menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati.

“Perihal pembullyan, kalau yang terdeteksi dari kami, sejauh ini tidak pernah terdengar,” ungkap Waka Humas MAN 2 Samarinda, Usman, Senin (31/7/2023).

Meskipun cenderung tidak ada kasus, Usman mengatakan, pihaknya sebagai tenaga pengajar tetap memberikan penanaman yang baik untuk mencegah terjadinya tindak bully, misalkan dengan memberikan himbauan ketika upacara bendera melalui pembina upacara untuk menanamkan sikap saling menghargai.

Selanjutnya memaksimalkan fungsi guru Bimbingan Konseling (BK) untuk masuk ke kelas-kelas, karena meskipun tidak mengajarkan materi tapi guru BK bertugas untuk mengajarkan akhlak.

“Kita punya 4 guru BK, semuanya aktif ketika ada apa apa langsung sigap dan memang selalu kontrol,” lanjut Usman.

Selain memaksimalkan potensi guru dan himbauan, MAN 2 juga menggelar beberapa program seperti Muhadoroh setiap hari Senin sampai jumat yang kontennya menekankan kepada akhlak, pesantren ramadhan saat bulan ramadhan, kemudian Dzikrul Ghofilin khusus untuk kelas 12, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan untuk memperbaiki ahlak.

BACA JUGA :  Desa Muara Ritan Fokus Kembangkan Pariwisata

“Penggemblengan yang diadakan adalah secara agamis,” Imbuh Usman.

Lebih lanjut, tak hanya dari pihak guru yang mengusahakan untuk meminimalisir kasus perundungan atau Bully, lebih jauh, Osis MAN 2 sendiri juga membantu terkait hal tersebut dengan membagi diri menjadi beberapa bidang yang fokus untuk menjalankan beberapa kegiatan untuk meningkatkan semangat kebersamaan antar siswa.

Misalkan untuk mengomandoi berjalannya muhadoroh yang digelar oleh sekolah, kemudian mengumpulkan santunan jika ada siswa yang mengalami kedukaan semisal orangtuanya meninggal dunia, harapannya dengan aksi seperti itu akan memperlihatkan kepedulian antar sesama dan memunculkan rasa kasih sayang.

“Jadi perannya lebih ke aksi, karena kalau mereka yang nasehati temannya kan kadang nda di dengari,” pungkas Usman. (Adv/Ain/Disdikbud Kaltim)

Related posts