Kompak.id, Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan menerima kunjungan kerja Spesifik kebudayaan Komisi X DPR RI, Kunjungan kerja yang dilaksanakan komisi X ini dipimpin langsung Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, dan berlangsung di Auditorium Balaikota Balikpapan, Kamis (9/11/2023).
Mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Andi Muhammad Yusri Ramli bersama para tokoh budayawan serta pejabat Pemerintah Kota Balikpapan menerima rombongan Hetifah Sjaifudian.
Hetifah mengatakan, hasil kunjungan tentang kebudayaan ini, diharapkan bisa ditindaklanjuti karena menurutnya, kebudayaan merupakan investasi yang berharga bagi masa depan pembangunan peradaban bangsa.
“Banyak masukan yang kami terima dari budayawan dan perwakilan masyarakat yang ikut kegiatan kunker ini, harapannya bisa menjadi masukan bagi kami di Komisi X DPR RI,” ungkap Hetifah.
Hetifah membeberkan, mayoritas masukan yang diterimanya pada kunjungan kerja kali ini terkait dengan wadah atau fasilitas untuk melakukan kegiatan seni dan budaya.
“Banyak kami serap, mayoritas mengarah ke fasilitas seperti gedung kesenian, agar kesenian yang ada bisa lebih diekspresikan,” paparnya.
Anggota Komisi X DPR RI yang hadir dalam kunjungan di Balikpapan ialah, Adriana Dondokambey, Andreas Hugo Pareira, Nuroji, Sodik Mujahid, Nur Purnamasidi, dan Anita Jacoba Gah. Kegiatan yang digelar di Kantor Wali Kota Balikpapan ini, juga dihadiri oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Sjamsul Hadi.
Hetifah menambahkan, kunker ini, merupakan bagian dari penyerapan aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat Bumi Etam. Tujuannya, agar tetap menjaga, melindungi, dan memajukan kebudayaan di Kaltim di tengah gencarnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sehingga, seluruh elemen masyarakat ikut dihadirkan, untuk menyampaikan persoalan, dan pendapatnya kepada para stakeholder terkait.
“Kami tidak berharap pembangunan fisik yang begitu gencar di IKN tidak melupakan pemajuan kebudayaan. Banyak komunitas dan paguyuban yang telah merasakan adanya kecemasan dengan kedatangan penduduk baru ke Kaltim ini dan khawatir budaya yang sudah ada terdegradasi atau punah, baik adat, tradisi, bahasa daerah atau keseniannya,” tutup Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu. (Adv/Ain/Disdikbud Kaltim)