Kompak.id, Samarinda – Proyek pembangunan terowongan di Kota Samarinda mendapat perhatian dari DPRD setempat, terutama terkait efektivitasnya dalam mengatasi kemacetan.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim menekankan, keberhasilan proyek ini harus diukur dari manfaat nyata yang dirasakan masyarakat.
“Efektivitas menjadi hal utama dalam proyek ini. Jika benar-benar dapat mengatasi permasalahan kemacetan, tentu ini merupakan langkah yang positif. Terlebih, anggaran yang dialokasikan cukup besar, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.
Dengan nilai investasi sekitar Rp395 miliar, proyek ini difokuskan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di beberapa titik krusial, seperti Jalan Otto Iskandardinata, Sultan Alimuddin, dan Jalan Mulawarman. Ketiga jalur tersebut sering menjadi sumber kemacetan yang dikeluhkan masyarakat.
Sorotan terhadap proyek ini semakin meningkat setelah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan peninjauan langsung ke lokasi pembangunan. Kehadirannya diharapkan dapat membuka peluang pendanaan tambahan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga percepatan penyelesaian proyek bisa lebih optimal.
“Untuk proyek infrastruktur berskala besar seperti ini, sebaiknya tersedia alternatif pendanaan selain APBD. Dengan demikian, anggaran daerah dapat dialokasikan untuk kebutuhan mendesak lainnya,” tambah Abdul Rohim.
Sebagai langkah pengawasan, DPRD Samarinda berencana mengunjungi lokasi pembangunan dalam waktu dekat. Kunjungan ini bertepatan dengan rencana Pemerintah Kota Samarinda yang menargetkan uji coba terowongan pada pertengahan 2025.
“Kami berencana melakukan peninjauan langsung sebelum Ramadan. Saat ini, kami masih melakukan inspeksi di sektor lain, seperti pengelolaan limbah dan keamanan hotel. Setelah itu, proyek terowongan ini akan menjadi fokus utama kami,” tutupnya.