Kompak.id, Samarinda – Dalam rangka mempesiapkan pekerjaan untuk anak disabilitas pasca lulus dari sekolah, Disdikbud Kaltim sudah mengadakan kerja sama dengan beberapa Instansi baik negeri maupun swasta untuk memberi ruang kepada anak-anak disabilitas pasca purna dari sekolah.
“Kita tiap tahun sudah mengadakan rakor yang melibatkan unsur tenaga kerja, BAPPEDA dan sudah mensosialisasikan terkait masa depan anak disabilitas pasca lulus dari sekolah,” ucap Pengawas Pendidikan Khusus Disdikbud Kaltim, Muhammad Syafi’i, Jumat (28/7/2023).
Syafi’i mengungkapkan, lapangan kerja juga telah disediakan bagi anak disabilitas di ranah publik, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) sendiri, mereka bisa mendaftarkan diri untuk bekerja di sana.
“Banyak anak berkebutuhan khusus yang kerja di SLB, dihonor oleh provinsi, baik itu jadi cleaning service, jadi pegawai perpustakaan dan sebagainya,” ungkapnya.
Tak hanya di instansi negeri, Disdikbud Kaltim juga menjalin kerja sama dengan instansi atau perusahaan swasta untuk juga memberi ruang bagi anak disabilitas.
“Misalkan di SLB Samarinda, mereka sudah bekerja sama dengan United Tractors untuk melatih, walaupun melatihnya hanya membersihkan AC, itu pernah,” jelas Syafi’i.
Bukan tanpa dasar, langkah tersebut didasarkan pada peraturan tenaga kerja tentang wajibnya pemberian peluang bekerja bagi penyandang disabilitas, yang dirincikan untuk lembaga pemerintah 2%, dan lembaga Swasta 1℅.
“Berarti kalau punya 100 orang tenaga kerja, idealnya untuk BUMN atau BUMD, minimal 2 anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa diterima bekerja disana, kalau untuk swasta dari 100 tenaga kerja berarti wajib 1 orang ABK diberi ruang,” papar Syafi’i.
Lebih lanjut, Syafi’i mengatakan, Disdikbud Kaltim memang sudah mempersiapkan dengan matang terkait ini, bahkan dari ranah SLB itu sendiri, jika memasuki jenjang SMA LB arah pendidikannya akan di design layaknya SMK, sehingga 60% kurikulumnya akan diisi pendidikan keterampilan atau pendidikan vokasi.
“Artinya kita sudah kerjasama antar sekolah dengan instansi negeri maupun swasta perihal anak disablitas ini, dan sampai sekarang sudah berjalan, bahkan sudah ada yang kerja di supermarket dan segala macam,” tuturnya.
Sebelum menutup, Syafi’i membeberkan, per tahun 2023 SLB di kaltim sudah memiliki SP1 yakni lembaga sertifikasi, sama seperti yang dimiliki SMA maupun SMK.
“Nah kita sudah punya sekolah yang ditetapkan menjadi sekolah yang memiliki lembaga LSTP1, tapi jurusannya baru Holtikultura,” pungkasnya. (Adv/Ain/Disdikbud Kaltim)