Kompak.id, Sangatta – Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang didengungkan pemerintah, masih terbentur minimnya infrastruktur khususnya perpustakaan sekolah. Hal ini terlihat di SDN 002 Sangatta Selatan yang kondisi sekolahnya memprihatinkan bahkan ruang perpustakaan pun belum tersedia. Padahal perpustakaan merupakan kebutuhan dan syarat terciptanya standar pelayanan pendidikan di sekolah.
Idealnya tiap sekolah memiliki ruang belajar, ruang pimpinan dan guru, UKS, ruang konseling, laboratorium, perpustakaan, dan toilet. Hingga sekarang, SD negeri yang berlokasi di Jalan Inpres, Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan itu belum memiliki ruang perpustakaan tersendiri untuk memfasilitasi siswa menambah pengetahuan melalui kegiatan membaca.
“Saat ini karena keterbatasan ruangan yang ada di sekolah, perpustakaan masih digabung ke dalam ruang belajar” kata Rishaniah Kepala SDN 002 Sangatta Selatan, Jum’at (5/5/2023).
Dikatakan, pihaknya kesulitan jika harus membangun ruang perpustakaan.
“Kami ambilkan dana pembangunan perpustakaan dari mana? Memungut dari orang tua siswa, sudah tak mungkin bahkan itu sudah dilarang,” ujarnya.
Selain biaya, jumlah ruangan di sekolah tersebut juga terbatas. Ruangan yang ada hanya cukup untuk ruang kelas serta ruang guru. Maka, sebagai alternatif, pihak sekolah terpaksa memanfaatkan ruang kelas dijadikan ruang perpustakaan.
“Kami terpaksa menggunakan ruang kelas sebagai perpustakaan karena tidak ada lagi ruang yang bisa digunakan untuk tempat membaca siswa padahal kami kekurangan ruangan untuk proses belajar mengajar,” keluh Rishaniah.
Kondisi ruangan belajar tampak sempit, sehingga siswa yang ingin membaca harus bergantian masuk untuk mengambil buku. Jika siswa mau membaca, harus membaca di luar ruangan. Meski demikian, lanjut Rishaniah, minat baca siswa tak pernah surut walaupun ruangannya sempit. Bahkan, sebagian buku bacaan ditaruh di ruangan kelas dijadikan perpustakaan kecil di masing-masing kelas yang disebut pojok baca.
“Saya berharap, ruang perpustakaan di sini lengkap agar siswa bisa nyaman saat membaca. Selain itu, dengan membaca, siswa juga bisa mengetahui banyak hal,” pungkasnya. (ADV/DPK KALTIM)