Kompak.id, Tenggarong – Yayasan Cipta dan Tanoto Foundation bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar Lokakarya Penyusunan Modul Tokoh Kunci Lokal Stunting Kabupaten Kukar dalam Implementasi Percepatan Penurunan Stunting di Kukar. Lokakarya tersebut berlangsung di Ruang Aula Rapat DPPKB Kukar di Tenggarong pada Senin, 22 Mei 2023. Hadir secara virtual dalam event tersebut perwakilan Tanoto Foundation Sacha , Nur Azizah, dan Wiwid Wihdaturrahmah. Hadir secara onsite para pejabat dan staf DPPKB, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Disdik, DPMPD, Dinsos, DP3A, Dinas Perikanan dan Kelautan, dan Direktur Yayasan Cipta Dini Haryati.
Kepala Bidang DPPKB Kukar Sri Lindawati menyampaikan Pemkab Kukar selalu berupaya dan berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Kukar. “Pemkab Kukar melalui dinas terkait telah menjalankan program dan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting, Tim Pendamping Keluarga, serta bersinergi dengan stakeholder lainnya agar masalah stunting bisa di atasi dan diturunkan di Kukar,” ungkapnya.
Kadis DPPKB Kukar menjelaskan, “Berdasarkan data hasil survei status gizi indonesia (SSGI) tahun 2021 lalu, persentasi angka stunting di kukar terbilang masih tinggi di kisaran 26,4 persen. Modal sosial dengan karakteristik masyarakat Kukar yang memegang teguh nilai agama dan budaya dapat dimanfaatkan dengan baik dalam upaya percepatan pencegahan stunting di Kukar. Karenanya pada tataran aksi peran tokoh agama sangat dibutuhkan untuk melakukan kampanye percepatan dan pencegahan stunting,” paparnya.
Dari situasi tersebut Kadis DPPKB Kukar berpendapat sangat penting dilakukan pelatihan tokoh agama dan kesehatan untuk percepatan pencegahan stunting untuk menyusun Kurikulum Pelatihan Tokoh Agama dan Kesehatan Melalui Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Percepatan Pencegahan Stunting.
“Kurikulum Ini disusun sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan tokoh agama dan kesehatan sehingga menghasilkan tokoh agama dan kesehatan yang mampu menyuarakan pesan pesan perubahan perilaku kepada masyarakat melalui kanal kanal komunikasi di masyarakat. Diharapkan tokoh-tokoh ini memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik dan pengetahuan yang komprehensif untuk percepatan pencegahan stunting,” pungkasnya. (ADV/DISKOMINFO KUKAR)