Kompak.id, Tenggarong – Anggota DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi terus mengkampanyekan pentingnya penanaman ideologi Pancasila di daerah pemilihannya, Kutai Kartanegara. Penanaman ideologi Pancasila itu dilakukan melalui sosialisasi wawasan kebangsaan kepada komunitas-komunitas muda milenial, seperti pada Minggu (18/12/2022) kemarin di Tenggarong.
Akhmed Reza pejuang politik dari Partai Gerindra tersebut, menegaskan, wawasan kebangsaan dengan penanaman ideologi Pancasila sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebab, kata dia, dari data dan fakta di lapangan, ditemukan generasi milineal saat ini mengalami kelunturan akan pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila, terutama jiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Sebagaimana yang diajarkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bahwa jiwa dan semangat patriotisme tidak akan pernah luntur selama nasionalisme tetap diajarkan kepada setia warga negara.
“Ini penting untuk disampaikan. Bahwa saat ini semangat kebangsaan dan patriotisme generasi muda kita semakin luntur. Melalui wawasan kebangsaan ini mudah-mudahan kita semakin dapat mempererat persatuan dan kesatuan kita,” kata Akhmed Reza saat membuka sosialisasi wawasan kebangsaan.
Untuk itu, pejuan politik muda tersebut tidak tanggung-tanggung, dalam sosialisasi tersebut, ia menghadirkan Komandan Gerindra Masa Depan (GDP) pusat Muhammad Randy Efendi.
“Bung Randy ini datang lansung dari Hambalang. Beliau ini belajar langsung dari Pak Prabowo Subianto. Jadi nanti beliau akan menyampaikan mengenai wawasan kebangsaan bersama Pak Ridwan Idris dari Badan Kajian Pancasila Universitas Mulawarman,” jelas Reza yang juga Ketua Komisi IV DPRD Kaltim.
Secara singkat, Ridwa Idris dalam pemaparannya mengatakan, persoalan kebangsaan Indonesia tetap dihadapkan dengan disintegrasi bangsa. Menurutnya, tidak ada bangsa dan negara sebesar Indonesia dengan ratusan etnis dan sub etnisnya mampu bersatu, rukun dan damai.
“Hari ini kita dihadapkan dengan masalah disintegrasi. Afghanistan hanya memiliki
tujuh suku, dengan bahasa yang hampir sama, dan mayoritas beragama yang sama. Tapi selama 40 tahun mereka tidak berhenti perang sesamanya sementara di Indonesia ada enam agama,” ungkap Ridwan Idris dari Unit Layanan Strategis Badan Kajian Pancasila dan Kenegaraan (ULS BKPN) Universitas Mulawarman.
Ridwan pun mengapresiasi partai Gerindra yang selalu aktif mengkampanyekan ideologi Pancasila melalui sosialisasi wawasan kebangsaan. Sehingga dengan kemajemukan Indonesia menjadi spirit persatuan dan kesatuan bukan sebaliknya.
“Menurut Pak Prabowo, tidak ada negara di dunia seperti Indonesia yang mengajarkan nasionalisme. Kita beruntung, berbagai suku di Kaltim berdampingan. Karena kita diikat di alam bawah sadar kita ada Bhineka Tunggal Ika,” kata Ridwan.
Bahkan menurut Ridwan, terkait penerimaan perbedaan sebagai landasan bersatunya sebuah bangsa, sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara tengah meniru Indonesia.
“Dari sisi Pancasila kita NKRI, kebhinekaan, menghargai perbedaan. Malaysia itu mencontoh Indonesia dalam menerapkan ke-bhinekaan. Coba lihat Upin Ipin. Pancasila adalah sumber hukum bukan hukum,” sebutnya.
Sementara Randy Efendi dalam kesempatan itu menyampaikan pesar dari Prabowo Subianto. Bahwa dengan situasi apapun, bangsa Indonesia tidak boleh lengah terhadap ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Para pakar menyampaikan dunia akan aman-aman saja. Tapi faktanya perang Rusia dan Ukraina terjadi. Jadi menurut Bapak Prabowo kita harus tetap waspada. Sehingga Bapak Prabowo ingin Indonesa memiliki pertahanan yang kuat, bukan untuk berperang,” tegas Randy. (*)