Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL DISKOMINFO KALTIM

Dispora Kaltim Dorong Organisasi Pemuda Mandiri secara Ekonomi, Tinggalkan Metode Proposal

Kompak.id, Samarinda – Upaya memperkuat kapasitas dan kemandirian organisasi kepemudaan di Kalimantan Timur terus digencarkan. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menggelar pelatihan penguatan ekonomi dan tata kelola organisasi yang diikuti 60 peserta dari 15 organisasi pemuda di Hotel Verona Samarinda.

Analis Kebijakan Bidang Pengembangan Pemuda, Rusmulyadi menyebut materi pelatihan difokuskan pada manajemen ekonomi kreatif, kewirausahaan sosial, serta tata kelola organisasi berbasis kemandirian finansial.

Ia berujar, pelatihan ini didesain untuk mengubah pola pikir organisasi pemuda yang selama ini terlalu bergantung pada proposal dan bantuan pemerintah.

“Kemandirian ekonomi di organisasi itu lebih menarik dan lebih penting bagi teman-teman organisasi pemuda. Selama ini kebiasaan yang berkembang adalah mengajukan proposal untuk mengikuti kegiatan. Itu sudah terjadi dari dulu,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

Rusmulyadi menjelaskan, Dispora Kaltim ingin menggeser pola pikir lama tersebut menjadi paradigma baru, bahwa organisasi harus mampu menghidupi dirinya sendiri.

Karenanya Kata Rusmul sapan akrabnya, Peserta diajarkan keterampilan teknis mengelola event organizer (EO), mulai dari perencanaan acara, manajemen produksi, hingga peluang monetisasi.

“Kami ajari mereka bagaimana mengelola event. Nanti kalau ada kegiatan, mereka bisa ikut terlibat dan menghasilkan uang untuk organisasi. Selama ini ada yang masuk organisasi karena ingin ‘hidup dari organisasi’, sekarang kita ubah: mereka harus datang untuk menghidupi organisasi,” jelasnya.

Organisasi besar seperti PMII, FKP, dan sejumlah OKP lainnya turut terlibat. Ke depannya, keterampilan ini diharapkan melahirkan peluang ekonomi baru berbasis kreativitas.

“Bisa jadi nanti mereka membangun EO sendiri, entah EO PMII, EO Pemuda Muhammadiyah, atau EO dari organisasi lain. Yang penting organisasi-organisasi ini bisa mandiri secara ekonomi,” tambahnya.

Rusmulyadi mengingatkan bahwa ketergantungan pada proposal berpotensi menimbulkan masalah, terlebih saat keuangan daerah mengalami efisiensi akibat penurunan Dana Bagi Hasil (DBH).

“Kalau mereka terus bergantung pada proposal, sementara ke depan DBH Kaltim dipotong dan anggaran pemerintah ikut terpangkas, bagaimana organisasi mau bertahan? Karena itu mereka harus berinovasi,” tegasnya.

Lebih jauh, Rusmulyadi menyebut kegiatan yang terlaksana juga selaras dengan program unggulan Jospol yakni mendorong ekonomi inklusif berbasis ekonomi kreatif dan digital untuk memperkuat UMKM dan ekosistem ekonomi muda.

Selain itu, Kata Rusmul Pelatihan juga mendukung semangat Gratispol, di mana seluruh pembinaan pemuda diberikan tanpa biaya agar semua organisasi bisa mendapatkan akses yang sama.

“Pelatihan ini diharapkan menjadi fondasi lahirnya organisasi pemuda yang tidak hanya aktif secara sosial, tetapi juga tangguh secara ekonomi,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo Kaltim)

Related posts