Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL BERITA UTAMA DISPORA KALTIM

Sonya Soraya Wakili Kaltim Lakukan Pemberdayaan Pemuda di Kaltara

Kompak.Id, Samarinda – Sonya Soraya Ghazlina, Mahasiswi semester akhir Administrasi Publik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda berhasil mewakili Kalimantan Timur (Kaltim) dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) Tahun 2024.

Prestasi tersebut berhasil didapatkannya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim pada ‘Malam Anugerah Pekan Raya Pemuda Kaltim’ yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim pada Senin, (28/10/2024).

“Tentu yang saya lewati tidak mudah. Ada dua tahap seleksi ketat, dari tingkat daerah dari Dispora, kemudian seleksi nasional dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora),” jelas Sonya.

Pada tingkat Provinsi lebih lanjut dijelaskan Sonya, ia harus bersaing ketat untuk masuk dalam top 4 putri yang terdiri dari administrasi, prestasi, community development hingga wawancara dengan tujuh orang juri.

Kemudian setelah berbagai rangkaian seleksi ia lewati, hingga akhirnya terpilih lah ia untuk melakukan pertukaran di Kalimantan Utara pada tahun 2024 di zona tengah untuk melakukan pemberdayaan di bidang pemuda untuk meningkatkan indeks pembangunan pemuda yang merupakan program dari Kemenpora.

Program Kemenpora tersebut membawa Sonya untuk melakukan tugas di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara tepatnya di Kecamatan Tanjung Palas selama kurang lebih satu bulan terhitung dari bulan Juli hingga bulan Agustus 2024 bersama dengan 98 pemuda terpilih dari seluruh Indonesia.

BACA JUGA :  Bangkitkan dan Lestarikan Olahraga Tradisional

“Disana kami melakukan assessment dan hasilnya mengatakan bahwa indeks kepemimpinan pemuda di Tanjung Palas Utara masih rendah, begitu pula dengan tingkat partisipasi anak-anak,” ungkap Sonya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Kepemimpinan Kepeloporan dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi mengungkapkan tantangan dalam pengukuran Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yaitu berdasarkan survei. Salah satu masalahnya ialah nilai indikator kepemimpinan dan partisipasi pemuda di Kaltim berada di angka 33 selama 3 tahun terakhir.

Ia mengungkapkan terdapat kesenjangan dalam metodologi pengumpulan data. Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei selama 3 bulan namun datanya digunakan untuk 3 tahun. Menurutnya metodologi ini tidak mencerminkan dinamika aktual di lapangan, karena faktanya banyak pelatihan kepemimpinan dan partisipasi pemuda dalam forum-forum yang tidak tercatat dan terdata oleh survei.

“Nanti kita minta ke BPS untuk lebih tegas,” pungkasnya. (Adv/Nsa)

Related posts