Kompak.id, Samarinda – Salah satu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman belakangan hangat diperbincangkan lantaran dituding tidak netral karena hadir dalam kampanye yang digelar salah satu pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim).
Ialah Prof. Dr. Jiuhardi, SE, MM, adalah Dosen yang dimaksud menyusul disoalnya kehadiran beliau dalam penyematan gelar “Amai” dan “Uwek” kepada Rudy Mas’ud dan Istri di Desa Pampang Kecamatan Samarinda Utara pada 18 Oktober 2024 lalu oleh Tim Hukum Paslon 01 Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Menanggapi hal itu, depan media Jiuhardi meminta maaf kepada Paslon 01 maupun 02 serta seluruh masyarakat Kaltim bila video yang memperlihatkan dirinya itu mengundang polemik, Ia mengaku hanya memenuhi undangan yang diberikan oleh ketua adat desa Pampang.
“Mohon maaf bila video saya yang beredar menimbulkan keresahan,” ungkapnya Selasa (29/10/2024).
Jiuhardi mengaku hadir dalam kapasitas sebagai warga suku dayak sekaligus Ketua Umum Kerukunan Dayak Kenyah Se-Kaltim, Ia pun hadir karena diminta mengikuti prosesi pemberian gelar kepada Rudy dan Istri yang menjadikan mereka anggota istimewa suku dayak.
Perihal ditandunya dirinya bersama Rudy Mas’ud diatas ‘Pesawat Dayak’, Jiuhardi mengaku bukan hal yang direncanakan sebelumnya, Ia hanya ditunjuk oleh para warga adat karena sang ketua adat belum hadir dalam prosesi penyambutan Rudy Mas’ud.
“Harusnya bukan saya, tapi karena ketua adat belum datang, akhirnya saya yang diminta gantikan,” jelas Profesor FEB Unmul itu.
Lebih lanjut, Jiuhardi menjelaskan dirinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) akan dan selalu menjaga netralitas dalam Pilkada ini, karena menurutnya ketentraman masyarakat agar tak terpecah belah jauh lebih penting dari apapun.
Ia berujar, kedua Paslon yang ada merupakan Putra terbaik Kaltim yang sulit rasanya dibandingkan, karena prestasi keduanya memang mentereng.
Jiuhardi menyebut, 01 dengan latar belakang ASN mampu duduk di periode pertama sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, sedangkan 02 merupakan seorang pengusaha muda yang berprestasi ditemani politisi muda pula, akhirnya membuat Kaltim merasa aman karena memiliki kandidat Pemimpin seperti mereka.
“Biarlah TPS nanti yang jadi saksi,” papar Jiuhardi.
Lebih jauh, dirinya kembali menegaskan, hadirnya dirinya di agenda penobatan Rudy dan Istri ialah sebatas menghadiri undangan, tidak lebih.
Ia pun membeberkan bahwa dirinya sempat diminta untuk memberi sambutan sebagai Ketua Umum Kerukunan Dayak Kenyah Se-Kaltim, tapi ditolak oleh dirinya karena takut mencederai pihak tertentu.
“Saya tidak ada sambutan apapun, karena memang saya menjaga, semoga ini bisa menjadi pemahaman bersama,” tutupnya. (Ain)