Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA NASIONAL

PT. PHM Gelar Rapat Terbatas Bersama Borneo Muda, Coba Jelaskan Polemik Proyek SNB AOI

Kompak.id, Balikpapan – Menindaklanjuti polemik Proyek Sisi Nubi Area of Interest (SNB AOI) yang dibawa dan dikerjakan ke luar Kalimantan Timur (Kaltim), PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menggelar rapat terbatas dengan Organisasi Borneo Muda, Selasa (3/9/2024).

Pertemuan juga untuk menanggapi dialog yang sebelumnya digelar Borneo Muda pada 30 Agustus 2024 yang membahas dan mempersoalkan proyek yang seharusnya dikerjakan di Kaltim tapi dieksekusi di luar Kaltim.

Ditemui di Samarinda Minggu (8/9/2024), Ketua Borneo Muda, Harianto Minda mengatakan pihaknya benar diundang di dalam rapat yang dihadiri Manager Project PHM Faisal A, Head of Communication Relations dan CID PHM, Frans Alexander A. Hukom, serta perwakilan SKK Migas.

Minda menyampaikan, dalam rapat yang digelar pihak PHM juga mengakui proyek SNB AOI ini sangatlah besar, terdapat 6 platform Kaki sampai 90 meter yang harus sesuai dengan luasan lapangan yang dibutuhkan dan Kaltim dalam hal ini Handil tidak dapat memenuhi spesifikasi itu faktor Ekonomis dan waktu juga merupakan pertimbangan.

“Kata PHM project ini membutuhkan kaki Platform yang sangat panjang jadi perlu kapal yang besar dan di Handil itu tidak memadai,” sebut Minda.

Lebih lanjut, Minda membeberkan pengakuan pihak PHM perihal proyek tersebut, PHM mengatakan proyek itu tetap melibatkan pekerja lokal dengan jumlah kurang lebih sekitar 200 pekerja yang dibawa langsung dari Handil ke Riau.

BACA JUGA :  Pemuda di Samarinda Diingatkan Tidak Radikal

Ia turut menjelaskan, PHM mengatakan dibawanya proyek tersebut keluar Kaltim bukan merupakan penetapan dari pihak PHM, melainkan dari pemenang tander.

“Pemenang tender yang mengambil kebijakan, PHM mengaku hanya menentukan Spesifikasi,” bebernya.

Menanggapi seluruh pernyataan PHM tersebut, Pemuda yang akrab disapa Jevo ini menilai terdapat kejanggalan dalam mega proyek SNB AOI tersebut. Karena tidak adanya transparansi informasi.

Ia mengaku, pihaknya hanya ingin masyarakat lokal benar-benar dilibatkan dalam proyek tersebut, jangan sampai mega proyek itu dibawa keluar hanya mengejar keuntungan semata.

Kalau Masyarakat dilibatkan, hal ini dapat meningkatkan SDM setempat,” tegasnya.

Dirinya berharap, project Migas kedepannya akan dikerjakan di Kaltim dan tentunya melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Karena menurutnya saat ini Kaltim hanya jadi objek eksploitasi.

“Kegiatan ini membutuhkan sekitar tujuh juta jam kerja dengan melibatkan kurang lebih sekitar 2000 tenaga kerja, sayang jadinya kalau dibawa keluar, Masyarakat harusnya bisa nikmati itu,” jelas Jevo.

Dalam pertemuan tersebut, Jevo mengakui terjadi tensi yang panas antar kedua belah pihak akibat tidak adanya titik terang yang terjadi.

“Saya pastikan akan mengawal Megaproyek SNB AOI ini ke RDP DPRD Provinsi Kaltim hingga ke Komisi VII RI,” tutupnya (Ain)

Related posts