Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM

Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, Reza Fachlevi Gandeng Danramil Anggana

Kompak.id, Tenggarong – Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan ke-6 di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, Senin (20/11/2023). Kali ini, sosialisasi yang dihadiri seratusan warga itu, Akhmed Reza Fachlevi menghadirkan Komandan Rayon Militer (Danramil) Anggana, Kapten Kavaleri Muttaqin.

Menurut Akhmed Reza Fachlevi, wawasan kebangsaan penting dikembangkan dan dipelihara dalam setiap warga negara. Gempuran globalisasi, kata dia, akan berpenaruh kepada nilai-nilai kebangsaan dan cara pandang warga terhadap negaranya.

“Sosialisasi wawasan kebangsaan harus diberikan kepada masyarakat. Agar masyarakat juga memililki kemampuan pengetahuan tentang ideologi negara yaitu Pancasila. Sehingga momen ini juga dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam menjaga keutuhan NKRI,” kata pria yang akrab disapa Reza itu.

Menurut pejuang politik dari Partai Gerindra tersebut, wawasan kebangsaan akan menjadi sumber motivasi dalam menjaga dan bersumbangsih dalam pembangunan bangsa dan negara.

“Wawasan kebangsaan ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pesatuan dan kesatuan, bagaimana kehidupan berpancasila. Selain itu, wawasan kebangsaan sebagai inspirasi untuk terus berkontribusi dalam memajukan Indonesia dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan,” katanya menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Danramil Anggana Kapten Kavaleri Muttaqin menegaskan, Indonesia sebagai negara berdaulat, maka setiap warga negara tidak boleh memiliki mental yang lemah. Warga negara yang berdaulat harus merdeka dari segala bentuk penjajahan.

“Kalau Belanda saja yang menjajah itu masih belum apa-apa, masalahnya ini bangsa sendiri ikut menjajah. Saya tidak ingin jauh-jauh, di desa sini saja, kita tidak boleh hanya jadi penonton, hanya jadi pelayan. Intinya bendera merah putih harus berdiri tegak,” kata Muttaqin menegaskan.

BACA JUGA :  Ketua Komisi IV Dukung Pemprov Penuhi Hak Disabilitas

Wawasan kebangsaan pada prinsipnya, kata dia, tidak membiarkan dirinya terjajah oleh instrumen penjajahan manapun, baik politik dan ekonomi.

“Kalau dulu penjajahan dengan fisik, sekarang bisa lewat investor. Wawasan kebangsaan ini adalah cara pandang bangsa. Contohnya bagaimana kita bisa membangun desa kita ini tanpa menjadi pelayan di daerah sendiri. Tidak bermental dan berperilaku pelayan di desa sendiri,” tegasnya lagi.

Sementara itu, narasumber dari Alumnus Lemhanas, Endro S Efendi membandingkan kekuatan sosial dan budaya antara Indonesia dan Malaysia. Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan dalam kemampuannya menciptakan persatuan bangsa. Indonesia dengan modal sosial dan aneka kebudayaan telah mampu menjadi kekuatan bersama yang saat ini menjadi kajian di banyak negara.

“Kita mau sukunya dari mana saja, kalau ketemu dan bicara menggunakan Bahasa Indonesia. Maaf ya, mau China, Bugis, Batak, Jawa, Banjar, Kutai dari mana saja kalau ketemu pakai Bahasa Indonesia. Kalau dibandingkan dengan Malaysia, mereka pakai bahasanya sendiri-sendiri. Bahkan mahasiswa Malaysia tertarik ingin meneliti Pancasila, mereka penasaran mengapa Pancasila masih bisa bertahan,” kata Endro yang menyelesaikan pendidikan Lemhanasnya selama 7 bulan.

Sosialisasi yang berlangsung di balai pertemuan desa itu, dihadiri Kepala Desa Sidomulyo Agus Hariyanto, dan Ustaz Muhammad Faturrahman Al Kutai atau akrab disapa Ustaz Pink. Usai pemaparan dari narasumber, sosialisasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.(*)

Related posts